Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Yang Diam pun Sedang Bercerita

Gambar
Masih dengan kesunyian yang sama. Aku hanya mampu mengamati semua yang pernah singgah. Pertemuan terkadang menjadi senjata pelepas rindu. Tapi, waktu belum menampakkan singgungan yang berarti. Dan, jarak terkesan menjadi sekat yang terkadang ku tangisi. Kau terlalu membisu, dengan sikapmu yang tak bisa ku terka. Semua seolah buntu. Jangankan beririsan dengan kepastian, bersinggungan dengan harapan pun masih meraba. Pada kenyataannya, diam bukan berarti tak bercerita. Apa kamu menyadari, setiap tawa yang ada diantara kebisingan percakapan kita? Ya, itu adalah cerita yang aku ciptakan. Diam, mampu menjadi pelarian bagi seseorang wanita dalam penerimaan kodratnya. Diam, mampu menjadi pelebur dalam penyampaian perasaan. Diam, sebagai sesuatu yang disangka tak mampu bersuara, apalagi bercerita. Diam adalah aku.

Sepasang Bola Mata

Gambar
Senja kali ini begitu mengusik, Lewat desiran angin yang tak beraturan arahnya, Apa yang terjadi? Bisakah ku cerna, setiap hembusan angin yang menyeruak? Masuk melalui dimensi hampa yang syarat akan kesunyian Di ujung senja, Tak hilang dari pandangan, Sepasang bola mata yang bersinar, Rindu yang hanyut dalam tatap yang indah Sedang aku, hanya mampu terdiam Saat ku curi pandang, dari sepasang bola mata yang menenangkan Dan di senja yang tak berirama ini, Bolehkah ku pinjam, sepasang bola mata yang ku kenang? Tempat aku berlabuh, Menghantarkan peluh

Menunggu

Dan, pada akhirnya aku kembali kepada kebiasaanku untuk menunggu. Menunggu senja berlabuh dipenghujung lelah. Menunggu rintik hujan berhenti menghentakkan tubuhnya ke tanah. Pada akhirnya aku harus menunggu. Seperti matahari yang menunggu pagi datang, bintang yang menunggu malam, atau cahaya yang menunggu datangnya gelap. Semua soal kesesuaian waktu. Hadir disaat yang tepat. Muncul dengan alasan yang hebat.

Senja dan Hujan

Senja telah menggulirkan sinarnya, dan hujan masih mengisahkan tentang hal yang sama. Tapi, aku tidak pernah bosan. Senja dan hujan adalah anugerah terindah dari Tuhan, sebagai pertanda bahwa satu hari yang berat telah kita lalui.

Kata dan Diam

Untuk kata yang tak sempat diucapkan dalam pertemuan singkat, Ku titipkan sebaris rindu dalam pekat malam, Semoga diam adalah pelebur dari hati yang kian menggebu.

Domain Waktu

Ku seka wajah penuh rindu dalam balutan senyuman, Pertemuan yang begitu singkat masih menyisakan pelik yang tertahan, Tatapan tajam yang seketika mengusik kekhusyuan, Semua hanya soal penantian, Yang jelas, ini bukan tentang sebuah kegelisahan, Tetapi, tentang ruang kehampaan, Tentang domain waktu yang masih bersebrangan, Tentang dimensi yang tidak (mungkin belum) bersinggungan. (Syariyana,2016)

Kalau Kamu (Tentang Tilawah)

Oleh : Ust Cahyadi Takariawan Kalau kamu lelah, cobalah tilawah. Kalau kamu resah, segeralah tilawah. Kalau kamu gelisah, hilangkan dengan tilawah. Kalau kamu susah, mulailah tilawah. Kalau kamu gundah, jangan lupa tilawah. Kalau badanmu lemah, kuatkan dengan tilawah. Kalau imanmu tergugah, lakukan tilawah. Kalau jiwamu gerah, perbanyak tilawah. Kalau matamu basah, segera tilawah. Kalau pikiranmu cerah, cepatlah tilawah. Kalau hatimu patah, teruslah tilawah. Kalau kamu marah, redakan dengan tilawah. Kalau kamu merasa gagal, jangan lupakan tilawah. Kalau kamu kalah, harus banyak tilawah. Kalau kamu tidak mau kalah, harus makin banyak tilawah. Kalau kamu tabah, seringlah tilawah. Kalau tanganmu tengadah, mulailah tilawah. Kalau kakimu melangkah, lantunkan tilawah. Kalau hatimu berseri bak bunga merekah, seringlah tilawah. Kalau perasaanmu begitu indah, segeralah tilawah. Kalau ingin keluarga sakinah, ajak mereka tilawah. Kalau ingin anak-anak salih dan salihah, ajari tila...

Perkenalan

Terkadang kita hanya melihat seseorang dari satu perspektif. Sehingga yang terjadi adalah kesalahpahaman. Tapi, itu manusiawi bukan? Sebagai suatu proses pengenalan diri.

Tentu, Kau Boleh Saja Masuk

Tentu kau boleh saja masuk, Mengalir di sela butir darahku, Keluar masuk dinding jantungku, Menyapa setiap sel tubuhku. -Sapardi Djoko Damono-

Hidup, Soal Bekerja Keras

Kalau bicara tentang kehidupan keluargaku, yang tergambar dari kami adalah bagaimana kami hidup bekerja keras. Ayahku bukan pekerja kantoran yang tiap hari naik turun motor apalagi mobil. Ayahku seorang karyawan pabrik. Setiap hari, ayah harus menempuh jarak puluhan kilometer untuk sampai ke tempat kerjanya dengan mengayuh sepeda. Hal ini sudah dilakukan ayah sejak aku masih kecil. Jadi bayangkan saja, umurku saat ini sudah menginjak 20 tahun. Berarti sudah sekitar 20 tahun ayah mengayuh sepeda bolak balik rumah-pabrik. Dan yang membuat aku salut dengan ayah, beberapa tahun belakangan ini, sepulang kerja terkadang ayah berjualan di tempat yang berlawanan dengan arah rumah kami. Berarti, ayah mengayuh sepeda lebih jauh lagi dari biasanya. Tak pernah ada keluhan yang terucap dari ayah, padahal aku tahu betul bahwa ayah sangat merasa lelah. Bukan tak ingin membeli sebuah motor, tapi ayah lebih memilih menabung uangnya demi sekolah malaikat-malaikat kecilnya. Sudah beberapa tahun mama...

Ilmu

“Ilmu ada tiga tahapan. Jika seseorang memasuki tahapan pertama, dia akan sombong. Jika dia memasuki tahapan kedua, dia akan tawadhu. Dan jika memasuki tahapan ketiga, dia akan merasa dirinya tidak ada apa-apanya.” –Umar bin Khattab-

Tentang Kalian (Grup S BPJS-TK Camp)

Tentang kalian, aku tidak tau kata apa lagi yang hendak kulukiskan. Sebenarnya aku tak ingin membahas bagaimana awal aku bertemu atau bagaimana aku berjuang bersama kalian. Karena itu semua akan menguras habis air mataku. Tapi terlalu sayang jika tidak menulis sesuatu tentang kalian (ibarat makanan, mubadzir kalau dibuang hehehe..). Kalian sudah mengisi memori hati ini. Tentang kalian, aku ingin bercerita bagaimana rindu ini kian menyesakkan. Ini bukan soal lebay atau tidak. Ini soal rasa yang Tuhan titipkan kepadaku, yang ditunjukkan kepada kalian. Ini tentang rasa yang setiap hari hadir di sujud sepertiga malamku. Malam masih menawarkan kesunyian yang sama. Dengan rintik hujan yang entah mengapa mengingatkanku kembali tentang sosok-sosok hebat yang mengajarkanku banyak hal. Tentang kebersamaan, tentang canda tawa, tentang impian-impian kecil yang coba kita wujudkan bersama dalam waktu yang singkat. Kalian bukan hanya teman, partner, atau sahabat. Kalian lebih dari itu. Orang...

#Jawaban

Mengenai postingan yang sebelumnya, tentang “Cinta dalam Diam”, ternyata ada komentar menarik dari beberapa teman yang tidak setuju. Oke, akan saya bahas di postingan ini yaa.. “Cinta dalam Diam” yang dimaksud pada postingan sebelumnya, itu saya tunjukkan untuk diri saya sebenarnya. Saya pernah membaca sebuah pepatah yang mengatakan bahwa : “ Jika kamu tak seberani Khadijah yang lebih dahulu megungkapkan rasa kepada Rasulullah karena menyukai akhlaknya, jadilah seperti Fatimah yang menanti Ali datang melamar.” Nah, dalam hal ini saya berada pada posisi seperti Fatimah yang hanya bisa mengagumi sosok Ali. Saya tidak bisa menjadi seperti Khadijah yang langsung mengungkapkan rasa kagumnya kepada Rasulullah. “Berarti rasa itu akan terus membekas sampai kamu punya suami Del? Egois ga?” Waduh, dalam banget pertanyaannya ya.. yuhuuu Coba deh dibaca lagi kalimat-kalimat akhir di potingan saya yang kemarin. “ Jika memang dia bukan milikmu, waktu akan menghapus ‘...

Tragedi 16 Maret 2015

Sebenarnya tak ada yang ingin kuingat dari tanggal ini, tapi tidak ada alasan untuk aku terus terpuruk. Toh pada akhirnya kisah ini akan terus menjadi bagian dari cerita kehidupanku kan? Atau suatu saat kisah ini akan menjadi bekal yang kuceritakan pada anak-anakku. Senin, 16 Maret 2015. Pagi itu, aku dan teman-teman yang lain seperti biasa mempersiapkan diri untuk melaksanakan praktikum Analisis Bahan Baku Farmasi (ABBF) di lab Kualitatif gedung Farmasi lantai 2. Hari Senin merupakan hari terpanjang bagiku dan teman-temanku, karena pada praktikum ini kami diharuskan untuk menganalisa apa saja bahan kimia yang terkandung dalam sebuah sampel seharian. Praktikum pada hari ini yaitu tentang destilasi sederhana. Aku bersama teman kelompokku (kelompok kami berjumlah 7 orang), mempersiapkan alat yang akan kami gunakan untuk praktikum destilasi sederhana tersebut. Seorang temanku bertugas mencampurkan sampel dengan beberapa zat yang lain. Sisanya mempersiapkan alat. Setelah api kami nyala...

#Renungan

"Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu menyetir, pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan." (Ir.Soekarno)

Takdir dan Perasaan

Berjalanlah sesuai kemana hati dan perasaanmu tertuju, Hingga  kau temukan dimana takdirmu akan bermuara Memang, takdir tidak dapat ditentukan oleh sebuah perasaan, Tapi terkadang, perasaan dapat mengarahkanmu, membawamu menuju takdir.

Rapih dan Disiplin

Dua kata ini sepertinya sudah melekat pada diriku sejak aku menduduki bangku sekolah dasar. Rapih dan disiplin. Ya, dari kecil aku memang sudah diajarkan untuk rapih dalam berpakaian dan disiplin dalam hal waktu. Mama, tidak pernah mau melihat anaknya berpenampilan asal. Kata mama, "Walaupun pakaian harganya murah, kalau pantas untuk dipakai maka akan terlihat mahal." Setiap mama melihat kedua anaknya ini berpakaian aneh dimatanya, pasti komentarnya langsung melejit bak designer mengomentari penampilan artis di atas panggung. Detail, rinci, sistematis. Dari teori mama itulah aku belajar bagaimana berpenampilan sederhana tapi rapih dan enak dilihat. Dengan kebiasaan aku yang seperti ini, tidak heran kalau banyak komentar menghampiri. Teman-teman main di rumah dan teman-teman kuliah jika melihat caraku berpakaian, pasti celetukan pertama yang mereka ucapkan adalah "Del, ko kamu rapih banget sih. Dari ujung kepala sampai bawah kaki pasti ada satu warna senada". At...

Tentang Hujan

"Aku begitu terpaku pada hujan, Karena hujan membawa kerinduanku bersama semilir angin hingga ke ubun-ubun kurasa, Karena hujan bisikkan tentangnya yang pernah singgah di pelupuk mata ini, Maka, kusematkan do'a dibalik derai dan hujan. Jika kau suka bahkan mencintai hujan, Mengapa kau justru menggengggam payung?" Kamu tahu hal paling romantis dari hujan? Dia selalu mau kembali meski tau rasanya jatuh berkali kali. -Endlessend- Kenapa kita mengenang banyak hal saat hujan turun? Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika ia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang jatuh dari langit? Hanya bisa ditunggu. Hingga selesai dengan sendirinya. -Tere Liye-

Cinta dalam Diam

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam. Karena diam mu adalah salah satu bukti cintamu padanya. Kau ingin memuliakan dia dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan, Kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya, Karena diam mu memuliakan diri dan penjagaan hatimu, Karena dalam diam mu tersimpan kekuatan harapan, hingga mungkin saja Allah SWT. akan membuat harapan itu menjadi nyata, Hingga, cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata, Dan jika memang "cinta dalam diammu" tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam. Jika memang dia bukan milikmu, waktu akan menghapus "cinta dalam diam mu" itu dengan memberi rasa yang lebih indah dengan orang yang tepat dan menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik Hatimu..

Filosofi Mawar di Kanan Khimar

Gambar
Namaku bukan Bunga, bukan pula Mawar. Della Syariyana. Tidak ada arti khusus dari namaku. "Della", aku ataupun orang tuaku tidak tau apa arti nama itu. Menurut cerita orang tuaku, nama itu merupakan salah satu nama pemain sinetron di eranya mereka (ya begitulah..). "Syariyana", itu merupakan gabungan dari nama kedua orang tuaku, "Sya" merupakan singkatan dari nama ayah, yaitu Syaefullah dan "Riyana" adalah nama mamaku, Rina Riyana. Mengenai panggilan Bunga atau Mawar, itu panggilan dari beberapa temanku sebagai ciri khas dari identitasku. Mereka memanggilku seperti itu karena aku selalu menyematkan bros berbentuk bunga mawar di sebelah kanan khimar/jilbabku. Kalau kalian bertanya "Del, kenapa harus bunga mawar?" Mungkin kalian adalah orang kesekian juta yang menanyakan hal yang sama. Hmmmm.. Awalnya, tak ada makna khusus dari bros bunga mawar yang kusematkan pada jilbab di samping telinga kananku. Aku hanya sekedar suka saj...

Kenapa Baru Memulai?

Bismillah.. "Bagiku waktu selalu pagi. Di antara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengembang di persawahan hingga jauh di kaki pegunungan. Pagi, berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi, berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewat lagi." -Tere Liye- Assalamualaikum sahabat, ini postingan pertamaku setelah butuh waktu yang lama untuk mengumpulkan keberanian mencatat mimpi-mimpi dalam sebuah blog (tepuk tangan dulu dong hehe..) "Del, kenapa baru sekarang berani ngeblog ?" Sebenarnya udah lama punya keinginan untuk publish semua tulisan yang tersusun rapi dalam sebuah buku semenjak menginjak bangku SMA, tapi belum ada keberanian. Karena menurutku tanggung jawabnya besar ketika aku mempublikasikan sebuah tulisan. Aku harus mampu membuat tulisan yang ...