Rapih dan Disiplin

Dua kata ini sepertinya sudah melekat pada diriku sejak aku menduduki bangku sekolah dasar. Rapih dan disiplin.

Ya, dari kecil aku memang sudah diajarkan untuk rapih dalam berpakaian dan disiplin dalam hal waktu. Mama, tidak pernah mau melihat anaknya berpenampilan asal. Kata mama, "Walaupun pakaian harganya murah, kalau pantas untuk dipakai maka akan terlihat mahal." Setiap mama melihat kedua anaknya ini berpakaian aneh dimatanya, pasti komentarnya langsung melejit bak designer mengomentari penampilan artis di atas panggung. Detail, rinci, sistematis. Dari teori mama itulah aku belajar bagaimana berpenampilan sederhana tapi rapih dan enak dilihat. Dengan kebiasaan aku yang seperti ini, tidak heran kalau banyak komentar menghampiri. Teman-teman main di rumah dan teman-teman kuliah jika melihat caraku berpakaian, pasti celetukan pertama yang mereka ucapkan adalah "Del, ko kamu rapih banget sih. Dari ujung kepala sampai bawah kaki pasti ada satu warna senada". Atau ucapan yang seperti ini, " Del, aku minder kalau jalan sama kamu. Penampilanmu cewe banget, rapih. Aku saja hanya pakai jeans, kaos dan kerudung yang ada saja."
Ya, memang diantara teman-temanku, aku adalah orang yang paling memperhatikan soal pakaian. Mereka cenderung menganggap yang rapih itu ribet. Lain halnya denganku, aku cenderung ga pede kalau berpakaian asal. Mungkin ini memang sudah menjadi kebiasaan sejak kecil yang ditanamkan mama kepada kedua gadis impiannya. :)

Mengenai kedisiplinan, jangan heran kalau kalian ada janji denganku kemudian aku datang bahkan mungkin sejam sebelum waktu yang disepakati. Ini juga ajaran mama. Menurut teorinya mama, "Lebih baik menunggu daripada ditunggu orang." Dalam hal bangun tidurpun aku tidak mengalami kesulitan. Karena alarm dengan nada sekecil apapun biasanya membuat aku terjaga. Dari kebiasaan seperti ini, ketika ada acara organisasi, camp, atau acara sejenisnya, aku sering dijadikan "alarm berjalan". Teman-teman biasanya senang kalau sekamar denganku. Karena mereka dapat tidur nyenyak tanpa takut kesiangan. Kata mereka "Bisa tidur tenang kalau ada Della". Akupun tidak merasa keberatan dengan julukan "alarm berjalan" itu. Karena setidaknya itu pertanda bahwa aku masih bisa bermanfaat untuk orang lain.

Apapun yang membentuk kepribadian aku sekarang, itu semua tidak lepas dari peran mama. Mama selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tidak peduli selelah apapun raganya, mama selalu meperhatikan anaknya bahkan sampai hal sekecil apapun. Tidak ada yang sepele bagi mama jika itu menyangkut kedua anaknya.
Aku pernah membaca sebuah kutipan:

"Jika ibumu telah tiada dari bumi ini, maka ada satu keberkatan yang hilang disisi Allah. Yaitu, do'a seorang IBU"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Matahari dan Bulan dalam Filosofi

Tuhan Tak Pernah "Menyuruh" Pergi

Filosofi Mawar di Kanan Khimar