Filosofi Mawar di Kanan Khimar
Della Syariyana. Tidak ada arti khusus dari namaku. "Della", aku ataupun orang tuaku tidak tau apa arti nama itu. Menurut cerita orang tuaku, nama itu merupakan salah satu nama pemain sinetron di eranya mereka (ya begitulah..). "Syariyana", itu merupakan gabungan dari nama kedua orang tuaku, "Sya" merupakan singkatan dari nama ayah, yaitu Syaefullah dan "Riyana" adalah nama mamaku, Rina Riyana.
Mengenai panggilan Bunga atau Mawar, itu panggilan dari beberapa temanku sebagai ciri khas dari identitasku. Mereka memanggilku seperti itu karena aku selalu menyematkan bros berbentuk bunga mawar di sebelah kanan khimar/jilbabku. Kalau kalian bertanya "Del, kenapa harus bunga mawar?" Mungkin kalian adalah orang kesekian juta yang menanyakan hal yang sama.
Hmmmm..
Awalnya, tak ada makna khusus dari bros bunga mawar yang kusematkan pada jilbab di samping telinga kananku. Aku hanya sekedar suka saja. Tapi, semakin aku beranjak dewasa, aku memiliki filosofi sendiri dengan bros bunga mawar yang selalu aku sematkan pada jilbabku.
Filosofi pertama, jika kalian melihat bunga mawar, apa yang yang kalian perhatikan? keindahannya bukan? Tapi bukan itu yang aku ambil maknanya. Mawar, walaupun ia terlihat indah dan sedap untuk dipandang, walaupun harum baunya membuat nelangsa para penikmatnya, walaupun sering dijadikan simbol keindahan para kaum hawa dan membuat meleleh hatinya, tetapi mawar memiliki duri sebagai pelindung dirinya. Itu aku ibaratkan sebagai penjagaan kesucian para wanita. Wanita yang sering dijadikan simbol keindahan dunia harus memiliki penjagaan hati agar tak diperlakukan semena-mena. Duri itu diibaratkan sebagai pembatas. Kalian mungkin boleh menikmati indahnya mawar karena itu adalah nikmat yang harus disyukuri dari pemberian Allah, tapi Allah juga membatasi sejauh mana kalian boleh memandang. Maka Allah ciptakan duri sebagai pelindung mawar yang indah. Bahwa siapapun yang ingin memiliki mawar, maka dia adalah seseorang yang mengerti dan paham mengenai ketentuan-ketentuan yang Allah tetapkan.
Kedua, ada seseorang yang pernah memberiku inspirasi tentang filosofi mawar. Diceritakan dalam sebuah kisah tentang beberapa orang yang diberikan sebuah tantangan.
"Coba gambarkan tentang diri kalian masing-masing!"
Ketika yang lain sibuk menggambarkan dirinya seperti ini dan itu, ada seorang gadis yang membuat semua orang terkejut. Apa yang dia gambarkan tentang dirinya? Dia menggambarkan sebuah bunga mawar ditepi jurang. Hal itu sontak membuat semua bertanya.
"Apa yang kamu gambar?", tanya seseorang dengan sangat heran.
"Ini adalah gambaran tentang diri saya", jawab sang gadis.
"Apa makna dari penggambaran dirimu itu?", tanya orang itu kembali.
"Saya mengibaratkan diri saya sebagai setangkai mawar yang indah ditepi jurang, siapapun yang ingin memiliki saya, dia harus berhati-hati. Hanya ada dua pilihan, perlahan dan berhati-hati atau dia akan jatuh ke jurang. Siapapun dia yang memiliki saya nantinya pasti adalah orang yang sangat berhati-hati, karena dia tau persis bagaimana dia berjuang untuk mendapatkan saya. Sedangkan seseorang yang lalai sedikit saja, dia akan terjun jatuh ke jurang dan tidak mendapatkan apa yang dia perjuangkan."
Lantas penjelasan gadis itu membuat yang lain diam tertegun.
Lantas penjelasan gadis itu membuat yang lain diam tertegun.
Komentar
Posting Komentar