Terdalam dan Dingin


Dan sekarang, gadis kecil itu hanya berpangku pada melodi yang diutarakan rintik hujan dan bias senja.
Sedang yang lain bertanya tentang keadaan sebenarnya.
Hujan hanya sekedar berbisik, biar jarak dan waktu yang menggoreskan batas antara tirakat dan kebahagiaan.
Mengenyampingkan keinginan untuk sekedar bertemu.
Gadis itu terdiam.
Tanpa sadar, hujan dan senja telah menenggelamkannya ke bagian terdalam dan dingin, dari sebuah "kerinduan".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Matahari dan Bulan dalam Filosofi

Tuhan Tak Pernah "Menyuruh" Pergi

Filosofi Mawar di Kanan Khimar