Jelaskanlah...
Bukankah dahulu ada busur panah yang coba kau tancapkan?
Yang melewati aksara bintang
Menyusuri gelap pekat malam
Menembus dingin, jarak, dan waktu,
Aku mengamatinya dan tidak pernah mengabaikannya,
Tidak pernah.
Ada yang coba kau utarakan dengan itu, aku tau
Hanya saja, aku menahan
Dan ketika aku lengah, busur itu menancap tepat dikordinat tengah jantungku
Fokusku tidak lagi pada aksara bintang atau pekatnya malam,
Tapi pada busur yang menancap,
dan tentunya dirimu
Ternyata, ada sesuatu yang secara teoritik hendak kamu sampaikan
Bagaimana bisa sebuah busur panah dari jarak terjauh di bumi, mengintari ribuan rasi bintang yang bahkan dilihat saja sulit, kemudian menancap pada inti jantung?
Berapa masa dan kecepatan busur panah itu untuk sampai tepat di inti jantung?
Ah bukan,
Berapa jarak dan waktu yang harus ditempuh untuk sampai?
Dan ketika lambat laun menancap semakin dalam, aku coba membalikkan busur panah itu,
Tapi tak kuasa,
Aku hanya membiarkannya, terus membiarkannya hanya karena jika aku membalikkannya, takut kau tak membiarkannya menancap pada jantungmu.
Nyatanya, apa yang kau tancapkan tidak bisa dijelaskan secara teoritik.
Ada bagian yang membuat semuanya terasa irrasional.
Irrasional karena memang tak terungkap.
Kita coba rapalkan, hanya dalam harap yang terbungkam.
Lewat kode tak terdeteksi.
Terkadang, sesuatu akan menjadi rasional ketika ada kejelasan dan pengungkapan.
Menjadi irrasional karena kita hanya berpegang pada pengharapan yang sebenarnya bisa jadi hanya kita yang menggantungkannya, yang beranggapan bahwa semuanya sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Bukan sesuatu yang sebenarnya terjadi.
Selebihnya, itu hanyalah angan.
Maka, jelaskanlah.
Yang melewati aksara bintang
Menyusuri gelap pekat malam
Menembus dingin, jarak, dan waktu,
Aku mengamatinya dan tidak pernah mengabaikannya,
Tidak pernah.
Ada yang coba kau utarakan dengan itu, aku tau
Hanya saja, aku menahan
Dan ketika aku lengah, busur itu menancap tepat dikordinat tengah jantungku
Fokusku tidak lagi pada aksara bintang atau pekatnya malam,
Tapi pada busur yang menancap,
dan tentunya dirimu
Ternyata, ada sesuatu yang secara teoritik hendak kamu sampaikan
Bagaimana bisa sebuah busur panah dari jarak terjauh di bumi, mengintari ribuan rasi bintang yang bahkan dilihat saja sulit, kemudian menancap pada inti jantung?
Berapa masa dan kecepatan busur panah itu untuk sampai tepat di inti jantung?
Ah bukan,
Berapa jarak dan waktu yang harus ditempuh untuk sampai?
Dan ketika lambat laun menancap semakin dalam, aku coba membalikkan busur panah itu,
Tapi tak kuasa,
Aku hanya membiarkannya, terus membiarkannya hanya karena jika aku membalikkannya, takut kau tak membiarkannya menancap pada jantungmu.
Nyatanya, apa yang kau tancapkan tidak bisa dijelaskan secara teoritik.
Ada bagian yang membuat semuanya terasa irrasional.
Irrasional karena memang tak terungkap.
Kita coba rapalkan, hanya dalam harap yang terbungkam.
Lewat kode tak terdeteksi.
Terkadang, sesuatu akan menjadi rasional ketika ada kejelasan dan pengungkapan.
Menjadi irrasional karena kita hanya berpegang pada pengharapan yang sebenarnya bisa jadi hanya kita yang menggantungkannya, yang beranggapan bahwa semuanya sesuai dengan apa yang kita bayangkan. Bukan sesuatu yang sebenarnya terjadi.
Selebihnya, itu hanyalah angan.
Maka, jelaskanlah.
Aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan
BalasHapusTerlena akan manis cinta dan berujung kecewa
Aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti
Lebih baik kita menangis dan terluka hari ini
Habis sudah semua rangkai kata
Telah terungkap semua yang ku rasa
Yang kuingin akhir yang bahagia
Yang ku inginkan satu tujuan
Sebuah kenyataan bukan impian
Bukan harapan bukan alasan
Satu kepastian.
Coba katakan.
- Maliq -