Manusia, Makhluk Kepastian



Manusia itu makhluk kepastian.
Dia akan berulang kali bertanya, memastikan bahwa semuanya memang seperti apa yang diucapkan. Sampai dia melihat kejadian itu dengan matanya sendiri.
Kamu meminta seseorang untuk menunggu, tapi apakah kamu sudah memastikan dirimu untuk siap ditunggu?
Ketika ada orang lain yang bersedia menunggumu, apakah kamu siap memastikan bahwa kamu akan datang untuk seseorang yang menunggumu itu?
Pemikiran sederhana bahwa nyatanya setiap manusia bersedia menunggu, menunggu sesuatu yang 'pasti' (baca : sesuatu yang pasti.)

Pemikiran yang cukup keliru ketika kita dengan mudahnya meminta orang lain untuk menunggu, dan ketika kita sendiri tidak menghampirinya hanya karena menemukan sesuatu yang lebih baik menurut kita, lantas kita dengan mudahnya berbicara "mungkin belum jodoh". Hmmm, simple. Dia hanya membalut ketidak bertanggung jawaban atas omongannya dengan dalih bahwa hal yang dia lakukan atas dasar ketentuan. Memang benar ketentuan, ketentuan atas dirinya sendiri.

The power of istiqomah??
Pastikan dulu, kamu meminta keistiqomaahan pada seseorang yang akan kamu datangi atau bukan?
Jangan salahkan kalau dia lantas pergi, karena nyatanya kamu memang belum memastikan. Dan ketika kamu memutuskan untuk menunggu, pastikan menunggu seseorang yang pasti menghampirimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Matahari dan Bulan dalam Filosofi

Tuhan Tak Pernah "Menyuruh" Pergi

Filosofi Mawar di Kanan Khimar