Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Matahari dan Bulan dalam Filosofi

Gambar
(Tulisan ini diposting atas permintaan Resa Husnul dari UNJ dengan mengaitkan gambar) Malam semakin menunjukkan sisi romantisnya dengan posisi bulan yang tepat menancap di tengah langit. Eh tunggu, mengapa malam selalu menakjubkan? Padahal siang telah sempurna menemani sepanjang hari? Kamu mencintai malam yang (sebenarnya) gelap dan seram karena bulan yang membuatnya indah? Tahukah kamu bahwa bulan tidak pernah pernah benar-benar bercahaya? Ia hanya sekedar memantulkan cahaya dari matahari untuk kemudian dinikmati manusia permukaan bumi. Bercerita soal gambar, menarik ketika mengkaitkannya dengan cahaya bulan dan matahari. Pada gambar terdapat 2 orang laki-laki yang berusaha menuju ke bagian atas dengan berbeda cara. Laki-laki yang satu (sebut saja si A), ia terlihat sedang menaiki anak tangga dengan tumpukan kayu dipunggungnya. Laki-laki lainnya (sebut saja si B) terlihat sedang menaiki lift dengan dikelilingi wanita cantik. Tujuan keduanya sama, mengarah ke permuka...

Tuhan Tak Pernah "Menyuruh" Pergi

Gambar
Ketika diminta untuk pergi oleh orang lain dan kamu tetap bersikukuh terdiam, Karena jaraknya sudah terbiasa hanya sejengkal dari ingatanmu, Mengapa tak kau lakukan itu terhadap Tuhan mu, Bahkan Tuhan tak pernah menyuruhmu untuk pergi, Mengapa bisa kau begitu mengingat manusia yang tak menginginkanmu? Sedangkan Tuhan selalu menginginkanmu dekat dengan-Nya.

Tentang Mengandalkan

Gambar
Malam kian membuncah, Laksana meteor menembus dinding atmosfer terdalam, Memantulkan pancaran sinar yang tersusun rapih.Di balik awan, bulan bersembunyi, Mungkin ia malu selalu bergantung pada sinar rasi bintang yang begitu tertata, Ketika bintang terhalang awan, gelap sudah aura Sang Bulan. Mungkin itu juga yang akan terjadi pada manusia yang terus bergantung pada orang lain. Ketika yang biasa diandalkannya pergi, maka rapuh sudah.

Aku Belajar pada Mawar (by : Anindita Kasyafi)

Aku Belajar Pada Mawar --------------------------------------- saat sang mawar mengakar aku belajar, bahwa laku itu harus berdasar saat sang mawar berkuncup aku belajar, berkembang itu ialah inti hidup saat sang mawar tumbuh duri aku belajar, kekuatan itu sejatinya seni saat sang mawar bermekaran aku belajar, cita dan asa tak punya batasan bahkan jika kelak sang mawar dipetik aku akan belajar, manfaat yg buatmu cantik jika kelak sang mawar layu aku kan tetap belajar darinya, seumur hidupku dan, jika kau tanya siapa mawar kukatakan padamu, dia si mata sayu, "jari tanganku tlah tumpul setumpul saraf pusatku tak segera menyeru kumpul pada kata yang hendak kuceritakan padamu" ----- 25 Juli 2017, "Tumpul" (Kasyafi, 2016) dalam "Aku Belajar Pada Mawar" (Kasyafi, 2017) (Thank's to Anindita Kasyafi atas tulisan indahnya)

Sepi dan Kesepian

Sepi itu kondisi, Kesepian itu rasa, Sepi itu adalah kondisi dimana hanya ada hening,  hampa. Tidak melulu menggambarkan kesendirian. Tapi cukup mewakilkan betapa hampanya sebuah keadaan. Kesepian itu adalah rasa dimana ada satu ruang kosong dihatimu yang menggambarkan kesendirian. Kalau sepi itu tidak melulu soal sendiri, maka lain halnya dengan kesepian. Kesepian itu menggambarkan kesendirian bahkan pada kondisi yang tidak sendiri. Kata dasar yang sama, tapi beda makna.

Sepasang Bola Mata (Aku Rindu, Aku Malu)

Gambar
Tidak pernah hilang dalam pandangan, Sepasang bola mata dengan sorotnya yang tajam jatuh tepat dipelupuk mataku. Kala itu, aku berdiri dihadapannya. Sedang ia, duduk tegap tepat dihadapanku. Kini, sepotong senja kembali mengingatkan ku dengan tatapan tajam itu. Lewat biasnya yang dengan tega berbisik tentang kerinduan. Apa kabarmu? Mungkinkah kita berada pada rindu dan domain waktu yang sama? Dan tentang tatapmu itu... Kalau kamu mengagumi caraku berpuisi, Maka, aku mengagumi caramu menatapku, ketika berpuisi. Indah dan sederhana bukan? Aku rindu, aku malu. -Della Syariyana-

Terdalam dan Dingin

Gambar
Dan sekarang, gadis kecil itu hanya berpangku pada melodi yang diutarakan rintik hujan dan bias senja. Sedang yang lain bertanya tentang keadaan sebenarnya. Hujan hanya sekedar berbisik, biar jarak dan waktu yang menggoreskan batas antara tirakat dan kebahagiaan. Mengenyampingkan keinginan untuk sekedar bertemu. Gadis itu terdiam. Tanpa sadar, hujan dan senja telah menenggelamkannya ke bagian terdalam dan dingin, dari sebuah "kerinduan".

Pria yang Ku Kagumi

Gambar
Senja membuka mataku, meluaskan pandangan tentang cakrawala, Daya tariknya yang kuat dilapisi butiran tabir warna yang mempesona, Seperti senja,  yang hadir membalut lelahku disetiap sore, Kau membuat ku tertegun dengan cara mu untuk menyikapi hidup Bagaimana aku tidak ingin berlabuh? Bahkan dimasa mu yang luas saja,  masih terselip keinginan untuk berbakti pada orang tuamu, Menyayangi saudara saudaramu, Mengenyampingkan ego untuk sekedar bersenang senang, Dan entah mengapa,  aku mengagumi ini. Pria yang dengan kerja kerasnya berusaha membahagiakan kedua orang tuanya, Merasa bahwa keluarga merupakan tanggung jawabnya, Meyakini bahwa dirinya sebagai tulang punggung keluarga. Ini tidak mudah,  karena akupun merasakannya. Jika ia saja rela menghabiskan masa mudanya untuk membahagiakan keluarganya, bukan tidak mungkin dia akan membahagiakan ku juga kan? Sosok pria yang bertanggung jawab. Semoga Allah meridhoi pria seperti ini untuk hadir mendampin...

Jelaskanlah...

Bukankah dahulu ada busur panah yang coba kau tancapkan? Yang melewati aksara bintang Menyusuri gelap pekat malam Menembus dingin, jarak, dan waktu, Aku mengamatinya dan tidak pernah mengabaikannya, Tidak pernah. Ada yang coba kau utarakan dengan itu, aku tau Hanya saja, aku menahan Dan ketika aku lengah, busur itu menancap tepat dikordinat tengah jantungku Fokusku tidak lagi pada aksara bintang atau pekatnya malam, Tapi pada busur yang menancap, dan tentunya dirimu Ternyata, ada sesuatu yang secara teoritik hendak kamu sampaikan Bagaimana bisa sebuah busur panah dari jarak terjauh di bumi, mengintari ribuan rasi bintang yang bahkan dilihat saja sulit, kemudian menancap pada inti jantung? Berapa masa dan kecepatan busur panah itu untuk sampai tepat di inti jantung? Ah bukan, Berapa jarak dan waktu yang harus ditempuh untuk sampai? Dan ketika lambat laun menancap semakin dalam, aku coba membalikkan busur panah itu, Tapi tak kuasa, Aku hanya membiarkannya, terus mem...

Bagaimana Bisa?

Gambar
Bagaimana bisa ada sesuatu yang masuk, sementara tidak diketahui penghuninya, Membuat jantung penghuninya berdegup kencang seperti diserang. Tapi, keberadaannya di satu sisi membuat rumahnya tak lagi sepi Apakah seperti ini rasanya? Tidak tahu kapan memupuk, tiba-tiba tertanam, Tidak tahu kapan menyambut, tiba- tiba sudah hadir.

Tentang Menghadapi

Gambar
Malam masih menyembunyikan kisahnya Sepanjang rasa takut yang membentang,  Yakini bahwa malam masih membawa sejuta mimpi dan misteri, Hadapi... Karena menghindari hanya akan mengkerdilkan langkahmu. Jangan takut, Selagi kamu berpegang  teguh pada agama Allah dan berpedoman pada Al-Qur'an Karena sesungguhnya, langkahmu telah terpatri dalam ikatan ridho-Nya.

Tentang Saling Menguatkan

Gambar
Pernah mendengar istilah "saling melengkapi"? Bagiku, tidak ada manusia yang benar-benar saling melengkapi. Manusia hidup berdasarkan pandangan dan tujuannya masing-masing. Terkadang mereka berhubungan dengan orang lain hanya sebatas dengan apa yang bersinggungan dengan kehidupannya, tidak lebih. Ketika sudah tidak memiliki alasan untuk berhubungan dengan orang tersebut, lantas semua kembali ke jalan hidup masing masing. Bukankah pada hakikatnya manusia harus saling menguatkan diri? Karena kita diciptakan begitu sempurna oleh yang Maha Menyempurnakan. Tugas kita adalah memaksimalkan apa yang telah diberi. Konteksnya dalam hal ini adalah kekuatan diri. Kita diciptakan sama, tanpa perbedaan. Tugas kita adalah saling menguatkan. Ketika nanti dipertemukan dengan pasangan kita (entah itu pasangan hidup, pasangan kerja, atau pasangan organisasi), kita sudah punya bekal untuk kuat bersama. Teori "saling melengkapi" terkadang hanya membungkus kekuatan kita yang seben...

Manusia, Makhluk Kepastian

Gambar
Manusia itu makhluk kepastian. Dia akan berulang kali bertanya, memastikan bahwa semuanya memang seperti apa yang diucapkan. Sampai dia melihat kejadian itu dengan matanya sendiri. Kamu meminta seseorang untuk menunggu, tapi apakah kamu sudah memastikan dirimu untuk siap ditunggu? Ketika ada orang lain yang bersedia menunggumu, apakah kamu siap memastikan bahwa kamu akan datang untuk seseorang yang menunggumu itu? Pemikiran sederhana bahwa nyatanya setiap manusia bersedia menunggu, menunggu sesuatu yang 'pasti' (baca : sesuatu yang pasti.) Pemikiran yang cukup keliru ketika kita dengan mudahnya meminta orang lain untuk menunggu, dan ketika kita sendiri tidak menghampirinya hanya karena menemukan sesuatu yang lebih baik menurut kita, lantas kita dengan mudahnya berbicara "mungkin belum jodoh". Hmmm, simple. Dia hanya membalut ketidak bertanggung jawaban atas omongannya dengan dalih bahwa hal yang dia lakukan atas dasar ketentuan. Memang benar ketent...