Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Sepasang Bola Mata (Aku Rindu, Aku Malu)

Gambar
Tidak pernah hilang dalam pandangan, Sepasang bola mata dengan sorotnya yang tajam jatuh tepat dipelupuk mataku. Kala itu, aku berdiri dihadapannya. Sedang ia, duduk tegap tepat dihadapanku. Kini, sepotong senja kembali mengingatkan ku dengan tatapan tajam itu. Lewat biasnya yang dengan tega berbisik tentang kerinduan. Apa kabarmu? Mungkinkah kita berada pada rindu dan domain waktu yang sama? Dan tentang tatapmu itu... Kalau kamu mengagumi caraku berpuisi, Maka, aku mengagumi caramu menatapku, ketika berpuisi. Indah dan sederhana bukan? Aku rindu, aku malu. -Della Syariyana-

Terdalam dan Dingin

Gambar
Dan sekarang, gadis kecil itu hanya berpangku pada melodi yang diutarakan rintik hujan dan bias senja. Sedang yang lain bertanya tentang keadaan sebenarnya. Hujan hanya sekedar berbisik, biar jarak dan waktu yang menggoreskan batas antara tirakat dan kebahagiaan. Mengenyampingkan keinginan untuk sekedar bertemu. Gadis itu terdiam. Tanpa sadar, hujan dan senja telah menenggelamkannya ke bagian terdalam dan dingin, dari sebuah "kerinduan".

Pria yang Ku Kagumi

Gambar
Senja membuka mataku, meluaskan pandangan tentang cakrawala, Daya tariknya yang kuat dilapisi butiran tabir warna yang mempesona, Seperti senja,  yang hadir membalut lelahku disetiap sore, Kau membuat ku tertegun dengan cara mu untuk menyikapi hidup Bagaimana aku tidak ingin berlabuh? Bahkan dimasa mu yang luas saja,  masih terselip keinginan untuk berbakti pada orang tuamu, Menyayangi saudara saudaramu, Mengenyampingkan ego untuk sekedar bersenang senang, Dan entah mengapa,  aku mengagumi ini. Pria yang dengan kerja kerasnya berusaha membahagiakan kedua orang tuanya, Merasa bahwa keluarga merupakan tanggung jawabnya, Meyakini bahwa dirinya sebagai tulang punggung keluarga. Ini tidak mudah,  karena akupun merasakannya. Jika ia saja rela menghabiskan masa mudanya untuk membahagiakan keluarganya, bukan tidak mungkin dia akan membahagiakan ku juga kan? Sosok pria yang bertanggung jawab. Semoga Allah meridhoi pria seperti ini untuk hadir mendampin...

Jelaskanlah...

Bukankah dahulu ada busur panah yang coba kau tancapkan? Yang melewati aksara bintang Menyusuri gelap pekat malam Menembus dingin, jarak, dan waktu, Aku mengamatinya dan tidak pernah mengabaikannya, Tidak pernah. Ada yang coba kau utarakan dengan itu, aku tau Hanya saja, aku menahan Dan ketika aku lengah, busur itu menancap tepat dikordinat tengah jantungku Fokusku tidak lagi pada aksara bintang atau pekatnya malam, Tapi pada busur yang menancap, dan tentunya dirimu Ternyata, ada sesuatu yang secara teoritik hendak kamu sampaikan Bagaimana bisa sebuah busur panah dari jarak terjauh di bumi, mengintari ribuan rasi bintang yang bahkan dilihat saja sulit, kemudian menancap pada inti jantung? Berapa masa dan kecepatan busur panah itu untuk sampai tepat di inti jantung? Ah bukan, Berapa jarak dan waktu yang harus ditempuh untuk sampai? Dan ketika lambat laun menancap semakin dalam, aku coba membalikkan busur panah itu, Tapi tak kuasa, Aku hanya membiarkannya, terus mem...

Bagaimana Bisa?

Gambar
Bagaimana bisa ada sesuatu yang masuk, sementara tidak diketahui penghuninya, Membuat jantung penghuninya berdegup kencang seperti diserang. Tapi, keberadaannya di satu sisi membuat rumahnya tak lagi sepi Apakah seperti ini rasanya? Tidak tahu kapan memupuk, tiba-tiba tertanam, Tidak tahu kapan menyambut, tiba- tiba sudah hadir.

Tentang Menghadapi

Gambar
Malam masih menyembunyikan kisahnya Sepanjang rasa takut yang membentang,  Yakini bahwa malam masih membawa sejuta mimpi dan misteri, Hadapi... Karena menghindari hanya akan mengkerdilkan langkahmu. Jangan takut, Selagi kamu berpegang  teguh pada agama Allah dan berpedoman pada Al-Qur'an Karena sesungguhnya, langkahmu telah terpatri dalam ikatan ridho-Nya.

Tentang Saling Menguatkan

Gambar
Pernah mendengar istilah "saling melengkapi"? Bagiku, tidak ada manusia yang benar-benar saling melengkapi. Manusia hidup berdasarkan pandangan dan tujuannya masing-masing. Terkadang mereka berhubungan dengan orang lain hanya sebatas dengan apa yang bersinggungan dengan kehidupannya, tidak lebih. Ketika sudah tidak memiliki alasan untuk berhubungan dengan orang tersebut, lantas semua kembali ke jalan hidup masing masing. Bukankah pada hakikatnya manusia harus saling menguatkan diri? Karena kita diciptakan begitu sempurna oleh yang Maha Menyempurnakan. Tugas kita adalah memaksimalkan apa yang telah diberi. Konteksnya dalam hal ini adalah kekuatan diri. Kita diciptakan sama, tanpa perbedaan. Tugas kita adalah saling menguatkan. Ketika nanti dipertemukan dengan pasangan kita (entah itu pasangan hidup, pasangan kerja, atau pasangan organisasi), kita sudah punya bekal untuk kuat bersama. Teori "saling melengkapi" terkadang hanya membungkus kekuatan kita yang seben...

Manusia, Makhluk Kepastian

Gambar
Manusia itu makhluk kepastian. Dia akan berulang kali bertanya, memastikan bahwa semuanya memang seperti apa yang diucapkan. Sampai dia melihat kejadian itu dengan matanya sendiri. Kamu meminta seseorang untuk menunggu, tapi apakah kamu sudah memastikan dirimu untuk siap ditunggu? Ketika ada orang lain yang bersedia menunggumu, apakah kamu siap memastikan bahwa kamu akan datang untuk seseorang yang menunggumu itu? Pemikiran sederhana bahwa nyatanya setiap manusia bersedia menunggu, menunggu sesuatu yang 'pasti' (baca : sesuatu yang pasti.) Pemikiran yang cukup keliru ketika kita dengan mudahnya meminta orang lain untuk menunggu, dan ketika kita sendiri tidak menghampirinya hanya karena menemukan sesuatu yang lebih baik menurut kita, lantas kita dengan mudahnya berbicara "mungkin belum jodoh". Hmmm, simple. Dia hanya membalut ketidak bertanggung jawaban atas omongannya dengan dalih bahwa hal yang dia lakukan atas dasar ketentuan. Memang benar ketent...